Toko-toko di Iran dilarang untuk menjual kartu dan hadiah Valentine sebagai “hari kasih sayang” tradisional yang makin populer di republik Islam itu, lapor kantor berita ILNA.
“Menjelang hari Valentine pada 14 Februari serikat para pemilik percetakan telah mengeluarkan larangan yang diinstruksikan bagi pencetakan dan pendistribusian barang-barang yang mempromosikan hari itu,” demikian diungkapkan ILNA. “Pencetakan dan produksi setiap barang yang terkait dengan hari itu, termasuk poster, kotak dan kartu yang dihiasi dengan hati atau separuh hati, bunga mawar merah, dan setiap kegiatan untuk mendorong hari itu dilarang,” begitu serikat tersebut dalam satu pernyataan. “Toko-toko atau tempat penjualan yang melanggar hal itu akan menghadapi tuntutan hukum,” demikian serikat itu memperingatkan.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, rezim konservatif Iran telah berusaha untuk mencegah meluasnya budaya Barat itu di antara penduduk muda negara tersebut. Namun, hari Valentine telah menjadi sangat populer di Iran dalam satu dasawarsa terakhir. Pria-pria dan wanita-wanita muda bertukar cokelat, bunga, parfum, beruang teddy, dan hadiah lain pada 14 Februari.
Setiap tahun toko-toko hadiah di kota-kota besar dihiasi dengan perlengkapan dan perhiasan hari Valentine dan restoran-restoran di Teheran dipadati pria-pria dan wanita-wanita muda yang keluar untuk berkencan. Namun, kecenderungan tersebut telah dikritik keras oleh tokoh-tokoh konservatif yang melihat tidak ada ruang dalam kebudayaan Islam bagi penyelenggaraan perayaan seperti itu.
Sebagian kaum nasionalis Iran juga mengusulkan untuk mengganti hari Valentine dengan Mehregan, perayaan pra-Islam dan kuno pada awal Oktober, untuk menandai momen ketika waktu siang dan malam sama lamanya pada musim gugur dan menghormati bidadari cinta Persia kuno, Mithra.
Sumber : http://www.beritaunik.net/unik-aneh/upaya-iran-singkirkan-hari-valentine.html
ini baru betul
BalasHapus