Klik Sponsor di Bawah

Kamis, 13 Januari 2011

Yunus Yosfiah Masuk Daftar Hitam

Pemerintah Australia secara diam-diam memasukkan seorang tokoh politik Indonesia yang terlibat dalam pembunuhan lima wartawan Australia di Balibo dalam daftar hitam.
Ironisnya, Australia bekerja sama dengan pihak berwenang Indonesia untuk "menangani" dampak dari skandal itu.

Kawat diplomatik rahasia Amerika Serikat mengungkapkan, Australia telah menyatakan Yunus Yosfiah, seorang kapten pasukan khusus dalam serbuan ke ke Timor Timur tahun 1975, berstatus persona non grata, sebuah sanksi yang akan menghalangi dia memasuki Australia.
Deputi Penyidik New South Wales, Dorelle Pinch, tahun 2007 menemukan, Yosfiah telah memerintahkan dan berpartisipasi dalam pembunuhan lima wartawan Australia di Balibo, Timor Leste.
Dia belakangan menjadi jenderal, menteri penerangan pada akhir tahun 1990-an, dan tetap menjadi tokoh yang berpengaruh dalam politik Indonesia.
Kawat-kawat yang dikirim dari Kedutaan Besar AS di Jakarta itu memastikan bahwa para pejabat Australia bekerja secara rahasia dengan Pemerintah Indonesia untuk mencoba "menangani" reaksi politik terkait temuan tersebut.
Dalam kawat bertanggal 21 November 2007, yang diperoleh WikiLeaks dan disajikan secara eksklusif untuk The Age, sebagaimana dikutip harian Sydney Morning Herald, Sabtu. 

Dalam berita disebutkan Kepala Seksi Politik Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Justin Lee, dilaporkan telah mengatakan kepada para pejabat AS bahwa ia telah "meninjau laporan penyidik dengan Pemerintah Indonesia".

 "Dia telah menekankan kepada lawan bicaranya dari Indonesia bahwa Australia ingin bekerja dengan GOI (Pemerintah Indonesia) secara hati-hati tentang masalah ini," demikian isi kawat itu.

Kawat kedutaan itu mengungkapkan, meski Australia tidak mengambil tindakan resmi terhadap Yosfiah, Lee secara pribadi mengatakan kepada diplomat AS bahwa Yosfiah telah dimasukkan dalam daftar hitam. 

Pemerintah Australia tidak pernah berkomentar secara terbuka tentang status Yosfiah, tetapi pada saat temuan dari penyidik itu muncul, pemimpin oposisi Kevin Rudd berjanji untuk memastikan tindakan yang diambil terhadap para perwira militer yang terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Sebagai perdana menteri dan sekarang sebagai Menteri Luar Negeri, Rudd tetap banyak bungkam tentang masalah itu. Deputi Penyidik, Pinch, menemukan bahwa Greg Shackleton, Malcolm Rennie, Gary Cunningham, Brian Peters, dan Tony Stewart dibunuh oleh pasukan khusus Indonesia ketika mencoba untuk merekam tahap pertama dari serbuan Indonesia di Timor Timur.

Shirley Shackleton, istri reporter Greg Shackleton yang dibunuh, mengatakan, Australia seharusnya tidak terlibat dalam diplomasi di ruang belakang dengan Indonesia sehubungan dengan pembunuhan. 

Kawat-kawat itu membuat kita sadar bahwa Australia tidak tertarik pada keadilan, mereka tertarik pada hubungan yang lancar dengan Indonesia.

Sumber : http://jogja.tribunnews.com/2010/12/20/yunus-yosfiah-masuk-daftar-hitam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar